Ruh
yang mengalir lembut,
menyenangkan, bersinar, jernih dan ceria.
Terkadang juga bermanifestasi menjadi luh
yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jerih dan badai...tak pernah ia
dihukumi haram. Karena ia bukan virus yang memberikan penyakit pada
jiwa sperti yang sering kita salah tafsirkan. Justru cinta, adlah makhluk Allah yang
harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya.
Penyakit yang datang dari syaithan, syahwat, maupun syubhat.
Dua remaja di singsingan fajar
risalah, Fathimah
dan ‘Ali mencontohkan bagaimana cinta hidup dengan
sehat, tanpa penyakit yang mengganggu kekhusyu’an. Ia
menjadi rahasia hati, simpati, ketertarikan, kontrol diri, do’a dan harapan.
Saking rahasianya, sampai syaithan pun tak tau. Masih ingat kan kisah
tentang mereka?
Fathimah dan ‘Ali, saling mencintai dalam kerahsiaan yang paling rapat,
kepasrahan paling kuat, dan ikhtiar suci yang menemukan jalannya..dengan
karunia Allah! Jika kita khusnuzhzhan padaNya...mreka sling menjaga dalam
keikhlasan hati, menjaga dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkapan lisan,
dan menjaga dalam ekspresi diri...
Seperti bunga, cinta sejati takkan mampu
menyembunyikan semerbak wanginya. Eksistensi cinta mengejawantah dalam kelembutan,
kecerdasan, perbaikan diri, keshalihan dan tentu juga keikhlasan. Tanpa
keikhlasan yang digantungkan pada pemilik ‘Arsyi Maha Tinggi, ia akan mati.
Ia mati, persisi seperti setangkai mawar yang dipotong hanya untuk
dipersembahkan pada kekasih. Cinta yang tercerabut dari tangkai keikhlasan akan
menjadi bunga potong yang mungkin sesaat merona, dan selanjutnya masuk ke
tempat sampah.
“Tak diminta pun bidadari
pasti menanti. Dan lelaki langit akan datang bersama cahaya.”
Dan untuk para laki –laki:
“Selalu wasiatkan kebaikan kepada para
wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling
bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian
paksa diri untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya
, ia akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkalah kebaikan kepada para wanita.”
( HR Al Bukhari dari Abu Hurairah).
Buka dari tulang ubun wanita itu dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat
ke hati untuk dicintai
Dekat
ke tangan untuk dilindungi
Sumber : AGAR BIDADARI
CEMBURU PADAMU’s book
By Salim A. Filah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar